Senin, 13 November 2023

Daftar Pemegang Kekuasaan di Buton Dari Masa Kerajaan Hingga masa Kesultanan

#Daftar Pemegang Kekuasaan di Buton Dari Masa Kerajaan Hingga Masa Kesultanan#.



Masa Kerajaan:

1. Raja Putri Wa Kaa Kaa
2. Raja Putri Bulawambona
3. Raja Bataraguru
4. Raja Tuarade
5. Raja Mulae
6. Raja Murhum

Masa Kesultanan:

1. Sultan Murhum (1491-1537 M)
2. Sultan La Tumparasi (1545-1552)
3. Sultan La Sangaji (1566-1570 M)
4. Sultan La Elangi (1578-1615 M)
5. Sultan La Balawo (1617-1619)
6. Sultan La Buke (1632-1645)
7. Sultan La Saparagau (1645-1646 M)
8. Sultan La Cila (1647-1654 M)
9. Sultan La Awu (1654-1664 M)
10. Sultan La Simbata (1664-1669 M)
11. Sultan La Tangkaraja (1669-1680 M)
12. Sultan La Tumpamana (1680-1689 M)
13. Sultan La Umati (1689-1697 M)
14. Sultan La Dini (1697-1702 M)
15. Sultan La Rabaenga (1702 M)
16. Sultan La Sadaha (1702-1709 M)
17. Sultan La Ibi (1709-1711 M)
18. Sultan La Tumparasi (1711-1712M)
19. Sultan Langkariri (1712-1750 M)
20. Sultan La Karambau (1750-1752 M)
21. Sultan Hamim (1752-1759 M)
22. Sultan La Seha (1759-1760 M)
23. Sultan La Karambau (1760-1763 M)
24. Sultan La Jampi (1763-1788 M)
25. Sultan La Masalalamu (1788-1791 M)
26. Sultan La Kopuru (1791-1799 M)
27. Sultan La Badaru (1799-1823 M)
28. Sultan La Dani (1823-1824 M)
29. Sultan Muh. Idrus (1824-1851 M)
30. Sultan Muh. Isa (1851-1861 M)
31. Sultan Muh. Salihi (1871-1886 M)
32. Sultan Muh. Umar (1886-1906 M)
33. Sultan Muh. Asikin (1906-1911 M)
34. Sultan Muh. Husain (1914 M)
35. Sultan Muh. Ali (1918-1921 M)
36. Sultan Muh. Saifu (1922-1924 M)
37. Sultan Muh. Hamidi (1928-1937 M)
38. Sultan Muh. Falihi (1937-1960 M).

Demikian susunan pemegang kekuasaan dari masa kerajaan hingga masa kesultanan. Dapat di lihat bahwa setelah masa 5 raja terjadi perubahan sistem pemerintahan yang disebabkan akulturasi dari agama islam ke dalam sistem politik dan pemerintahan. Berubah menjadi sistem kesultanan, buton mengadopsi nilai nilai islam secara komplit,  dimana penegakan hukum berdasarkan syariat islam dengan masif di terapkan. Banyak hukum hukum baru yang kemudian di munculkan sebagai serapan nilai agama yang pada akhirnya memuncak pada masa Sultan Dayanu Ikhsanuddin. Dimasa ini  Undang Undang Martabat Tujuh di buat dan di undangkan menjadi dasar negara kesultanan buton untuk seterusnya. Undang undang martabat tujuh mengambil nilai ajaran tasawuf yang dikembangkan oleh Ibnu Arabi. Namun muatan undang undang martabat tujuh terjadi implementasi struktur pemerintahan. Informasi tentang sara wolio, sara kadie, dan sara barata, juga tentang posisi sultan, kenepulu, sapati dan semua perangkat kesultanan di jelaskan dan di atur dalam undang undang martabat tujuh. Undang undang maratabat tujuh masih di jalankan oleh pemerintahan kesultanan Buton hingga pada masa sultan terakhir. Bergabungnya Buton ke dalam NKRI menghilangkan sistem pemerintahan kesultanan. Tidak ada lagi pemilihan sultan sebagai penguasa buton, dan semua hukum adat kesultanan yang pernah diterapkan ditiadakan.




KEDATANGAN MIA PATAMIANA DI PULAU BUTON

  KEDATANGAN MIA PATAMIANA DI PULAU BUTON Sejarah peradaban pulau buton tidak terlepas dari peran para pendatang melalui jalur laut seba...