oleh: Muchlis Kaimudin
Jika anda berkunjung di Kota
Baubau, anda akan disambut oleh patung
selamat datang berwujud manusia beratribut kesultanan dan bergaya
seperti sedang menyapa. Tugu patung ini terletak berhadapan dengan pintu masuk
pelabuhan utama Kota Baubau atau pelabuhan Murhum 100 meter dari pusat kota. Tugu
patung yang menyerupai manusia dan memegang tongkat itu di bangun pada tahun
1972 mempunyai ketinggian kurang lebih 20 meter dengan warna yang di cat kuning keemasan sehingga nampak jelas
jika dilihat dari kejauhan, patung ini juga menjadi icon utama di Kota Baubau.
Kota dengan benteng terluas di
dunia ini menyimpan banyak sejarah yang menggelitik penggemarnya untuk mencari
lebih jauh akan kisah yang di milikinya. Sejak zaman kesultanan, Buton sudah
menegakan syariat islam dengan sangat kuat yang mengakar dalam sendi pemerintahan
maupun kehidupan sosial, di tandai
dengan masyarakat yang patuh terhadap keputusan maupun perintah sultan dan
penegakan hukum-hukum syariat islam sebagai hukum utama. Meskipun berwujud
manusia, patung ini bukan menggambarkan seorang sultan ataupun bangsawan
terkenal melainkan mewakili sebuah kelompok Islam yang berjuang pada masa
kesultanan. Kelompok yang berjuang mempertahankan agama ini di kenal dengan
nama Al Farisi.
Menurut seorang dosen sekaligus
pakar sejarah lokal, Haeruddin, S.Pd., M.Hum, mengatakan bahwa Al Farisi adalah
sebuah gelar kelompok islam yang berjihad untuk agama pada masa kesultanan.
Patung selamat datang yang menjadi icon kota Baubau itu menggambarkan
kelompok Al Farisi yang diwujudkan dalam
bentuk manusia. Meskipun berwujud seorang manusia namun patung tersebut
mewakili semua Al Farisi yang ada pada masa tiap-tiap sultan. Al Farisi sendiri
merupakan satu kelompok dengan orang-orang yang berbeda pada tiap pergantian
kekuasaan.
Patung Al Farisi yang terletak di depan
gerbang pelabuhan Kota Baubau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar