Minggu, 22 Oktober 2023

HUBUNGAN BUTON DAN MAJAPAHIT SECARA LITERASI

HUBUNGAN BUTON DAN MAJAPAHIT SECARA LITERASI

Hubungan buton dan majapahit sudah sering kita dengar dalam tutur sejarah yang ada dalam lingkungan penyajian sejarah lokal kita, namun bagaimana hubungan antara buton dan majapahit bermula? Dan bagaimana cara membuktikannya secara literasi mungkin perlu sedikit kajian. Hubungan buton dan majapahit sendiri berawal dari kedatangan raden sribatara selaku bangsawan dari kerjaan majapahit yang datang karna melarikan diri akibat chaos yang terjadi pada wilayah majapahit. Kedatangan raden sribatara kemudian disambut oleh mia patamiana yang saat itu adalah pembesar kerajaan buton, yang kemudian menghasilkan keputusan bahwa raden sribatara akan menikah dengan raja buton pertama wa kha ka dan bersama sama membangun kerajaan buton.

Hubungan buton dan majapahit secara literasi bersumber dari tinggalan naskah majapahit. Naskah nagarakertagama karya mpu prapanca pada pupuh ke 14 pasal 5 yang berbunyi “Tersebut pula pulau-pulau Makasar, Butun, Bangawi Kunir, Galian, serta Salayar,
Sumba, Solot, Muar. Lagi pula, Wanda (n), Ambon atau pulau Maluku, Wanin, Seran,
Timor, dan beberapa lagi pulau-pulau lain”. Pada pupuh ini menjelaskan tentang pulau pulau yang kerajaan yang dibawahi oleh majapahit dimana tiap kerjaan mempunyai kewajiban memberikan upetinya tiap kurun waktu tertentu sebagai penghormatan dan ikatan hubungan antara kerajaan bawahan dan majapahit.

Setelah pernikahan antara raja wa kha ka dan sribatara maka terlahirlah seorang anak perempuan diberi nama Bulawambona yang kemudian menjadi raja kedua. Bulawambona menikah dengan Datu Bhalue dan  beranakan Bataraguru. Di masa batara guru menjadi raja. Untuk mendapatkan pengakuan asal usul dari bangsawan majapahit maka pergilah batara guru ke jawa pusat kerajaan majapahit,. Setiba di sana batara guru di ragukan tentang asal usulnya maka dipukullah tanah tempat ia berpijak dan mengeluarkan sumpah “apabila aku bukan berasal dari tanah ini maka di telanlah aku namun jika banar akan asal usulku maka tanah yang ku pijak akan naik sama tinggi dengan singga sanah kalian” maka naiklah tanah itu sama tinggi dengan tempat pembesar kerajaan berdiri. Maka mendapatlah dia pengakuan dari bangsawan kerjaan majapahit. Setelah itu maka kembalilah batara aguru ke buton dengan membawa pengakuannya sebagai darah bangsawan majapahit.

Berikutnya nama buton dicatut pada pupuh ke 78 pada pasal 1 sebagai berikut: Pupuh 78 “Desa Keresian seperti berikut: Sampud, Rupit dan Pilan. Pucangan, Jagadita, Pawitra, masih sebuah lagi Butun. Di situ terbentang taman, didirikan lingga dan saluran air. Yang mulia Mahaguru – demikian sebutan beliau”. Jadi bisa di pastikan bahwa nama buton di sebutkan sebanyak dua kali dalam naskah nagarakertagama. Yang pertama ketika buton di sebutkan sebagai pulau atau kerajaan yang masih di bawah naungan Majapahit dan aktif memberikan upeti setiap tahunnya. Buton di sebutkan yang kedua kali sebagai desa keresian yang telah diberi tugas tertentu bersama dengan desa desa keresian yang lain,. Pada pupuh ini dapat kita lihat pembagian desa menurut mpu prapanca  menjadi desa kebudhaan, desa keresian dan desa kardikan,. Yang semua desa tersebut telah di beritugas oleh Majapahit.

Hubungan buton dan majapahit secara arkeologis di awali dari kedatangan rombongan majapahit kepulau buton pada akhir abad ke 14 dan kemudian menetap dan dimakamkan secara masal di desa yang saat ini disebut desa majapahit kec batauga kab buton selatan,. Ornament dan sisa sisa tinggalan bercorak jawa hindu terlihat dengan jelas pada makam tersebut. Namun perlu kiranya di lakukan penelitian lebih dalam dan ilmiah terkait situs makam. Temuan berupa gamelan dan keris sebagai senjata tradisional buton juga menguatkan hubungan antara buton dan majapahit di masa silam. Buton merupakan salah satu kerajaan besar di masa lampau dimana kerajaan besar seperti majapahit mengakuinya dan eksistensi buton terus berlanjut hingga masa VOC hindia belanda, telah banyak kisah heroik dan sejarah yang besar terjadi di peradaban buthuuni sehingga kiranya generasi kita saat ini mw membaca, mau merenung dan membuka diri menerima identitas negri buton sebagai negri yang besar dan berdaulat. 

oleh: pengumpul_makna

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEDATANGAN MIA PATAMIANA DI PULAU BUTON

  KEDATANGAN MIA PATAMIANA DI PULAU BUTON Sejarah peradaban pulau buton tidak terlepas dari peran para pendatang melalui jalur laut seba...